Terkait Pengelolaan BTQ Mahasiswa(i), IAIN Ponorogo Sarankan Pelayanan Satu Pintu

Kunjungan Ma’had Al-Jami’ah IAIN Kendari di Ma’had Ulil Abshar IAIN Ponorogo selama tiga hari (22-24 Agustus 2022) mendapatkan sambutan hangat dari civitas akademika IAIN Ponoroogo. Setelah kegiatan penymabutan formal oleh Pimpinan Tinggi IAIN Ponorogo, kegiatan berlanjut ke Sharing Session dan Focus-Grop Discussion (FGD) bersama seluruh pengelola Ma’had Ulil Abshar IAIN Ponorogo. Pada kesempatan tersebut, Mudir Ma’had Al-Jami’ah IAIN Kendari, Dr. H. Muh Hasdin Has, M.Th.I. menjelaskan bahwa saat ini IAIN Kendari gencar mensosialisasikan gerakan sadar BTQ ke seluruh Mahasiswa(i) IAIN Kendari. Menurut beliau, hal tersebut menjadi pertaruhan nama institut di masyarakat Sulawesi Tenggara.

Sharing Session Bersama Pengurus Ma’had IAIN Ponorogo

Menanggapi hal tersebut, Warek 1 Bidang Akademik dan Kelembagaan IAIN Ponorogo, Dr. Mukhibat, M.Ag., menegaskan bahwa pembinaan BTQ adalah tanggungjawab inheren seluruh civitas akademika. Baginya, kemampuan BTQ harus dilaksanakan secara serentak dengan pemetaan komprehensif agar terjalin keselarasan dan pemenuhan standar baku bagi hasil yang sudah ditargetkan. Oleh karena itu, langkah strategis yang diambilnya adalah menerapkan kebijakan standarisasi dan sertifikasi BTQ satu pintu yakni melalui Ma’had Al-Jami’ah Ulil Abshar IAIN Ponorogo. Hal itu beliau sosialisasikan secara seksama ke seluruh fakultas dan lembaga sehingga mencapai penyamaan persepsi.

Tanpa dukungan Pimpinan Tinggi sebagai backup untuk kebijakan standarisasi dan sertifikasi BTQ melalui Ma’had, tentu picik untuk berharap hasil secara maksimal.

Dr. Mukhibat, M.Ag. -Warek 1 IAIN Ponorogo-
Warek 3 dan Para Mudir pada sesi FGD

Senada dengan hal tersebut, Warek 3 Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Ponorogo, Prof. Dr. Aksin Wijaya, M.Ag., juga menjelaskan bahwa seluruh Mahasiswa(i) yang baru saja lulus diterima akan mendapatkan pembinaan BTQ intensif selama setahun di Ma’had Al-Jami’ah. Jadi bukan hanya menyasar Mahasiswa(i) binaan yang diasramakan di lingkungan Ma’had Al-Jami’ah tetapi juga kepada seluruh Mahasiswa(i) non-asrama. Menurut beliau, sertifikasi BTQ harus selesai dan tuntas di tahun pertama kuliah sehingga tidak mempengaruhi sasaran pengembangan bidang akademik lainnya di tahun-tahun berikutnya. Terkait lulusan binaan Ma’had yang diasramakan, beliau menjelaskan bahwa mereka juga dipersiapkan menjadi tutor atau guru yang memiliki kemampuan mengajarkan BTQ secara profesional dibuktikan dengan sertifikat mengajar BTQ.

Tim Ma’had Al-Jami’ah IAIN Kendari di gedung Rektorat

Terkait hal tersebut, Mudir Ma’had Al-Jami’ah IAIN Ponorogo, Dr. K.H. Saifullah, M.Ag., memberikan penjelasan lebih lanjut. Bahwa dalam pembinaan BTQ, Ma’had Al-Jami’ah IAIN Ponorogo menggandeng pihak ketiga. Sehingga dalam praktiknya, membina sekian ratus Mahasiswa(i) di tahun pertama bukanlah suatu persoalan pelik sebab mereka memercayakan hal tersebut di tangan para profesional. Selanjutnya, beliau menjelaskan bahwa mekanisme pelibatan pihak ketiga merujuk pada sistem kontrak dengan target dan standar tertentu. Dengan demikian, Pengasuh dan Musyrif(ah) bisa lebih fokus pada pembinaan berbasis keasramaan dan menjadi komisi pengawasan standar.

Para Musyrifah Ma’had IAIN Kendari di sesi FGD

Tim Ma’had Al-Jami’ah IAIN Kendari memanfaatkan momentum tersebut secara maksimal. Sharing session dan diskusi berjalan dinamis dengan saling bertukar pikiran dan pengalaman dalam pengelolaan Ma’had dan pembinaan BTQ. Ke depannya, Ma’had Al-Jami’ah akan terus menjalin komunikasi dan diskusi bersama Ma’had Ulil Abshar IAIN Ponorogo terkait implementasi kerangka pembinaan yang menjadi rumusan bersama. Mudir Ma’had Al-Jami’ah IAIN Kendari pada kesempatan tersebut juga menyatakan bahwa ada banyak hal yang masih perlu dibenahi terkait perlakuan pembinaan BTQ di lingkup Ma’had Al-Jami’ah IAIN Kendari setelah mendapat penjabaran komprehensif di sesi sharing tersebut. Sebagai informasi, kegiatan sharing session dan FGD dihadiri pula oleh perwakilan dari Mahasiswa(i) non-asrama IAIN Ponorogo yang juga memberikan penjelasannya terkait model pembinaan BTQ yang telah diperolehnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *