Tingkatan Puasa Menurut Imam Al-Ghazali

SIMAK episode kali ini dibawakan oleh Ustadzah Kartini, S. Ag., M.Hi. Terdapat 3 tingkatan orang berpuasa menurut Imam Al-Ghazali dalam Kitab Ihya Ulumuddin, yaitu puasanya orang awam (shaumul umum), puasa khusus (shaumul khusus), dan puasa khusus dari khusus (shaumul khususil khusus). Puasa memiliki kedudukan istimewa dibandingkan dengan ibadah lainnya karena puasa mendapatkan ganjaran langsung dari Allah. (Kamis, 29 April 2021)

Puasa Umum

Puasa umum adalah puasanya orang awam. Dalam puasa ini, orang melakukannya untuk mencegah perut dari makan, minum, dan menjaga diri dari godaan syahwat kemaluannya. Jenis puasa ini terbilang tingkatan puasa paling rendah. Alasannya, orang melakukan puasa hanya sekadar memenuhi persyaratan dalam ibadah ini yaitu menahan lapar, haus, dan berhubungan intim suami istri di siang hari. Mereka tetap mendapatkan balasan pahalanya, namun sedikit.


Puasa Khusus

Dalam puasa khusus, orang yang berpuasa tidak hanya sekadar menahan diri dari makan, minum dan bersenggama. Namun, dia juga mempuasakan indera dan alat geraknya dari melakukan berbagai hal yang dilarang dalam agama. Pendengaran, penglihatan, ucapan, hingga gerak tangan dan kaki diusahakannya agar tidak sampai melakukan tindakan maksiat.

Puasa yang khusus dari khusus

Puasa yang khusus dari khusus Ini adalah puasa dalam level nabi-nabi, orang-orang shiddiq dan orang-orang muqarrabin. Dalam puasa tingkat ini, hati berpuasa dari segala cita-cita yang hina, segala pikiran duniawi, juga mencegahnya dari selain Allah SWT. Dia tidak rela saat berpuasa justru lalai dari mengingat Allah. Fokus berpuasanya semata-mata untuk mencari ridha Allah. Oleh sebab itu, puasa di tingkatan ini adalah yang paling utama.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *