Kajian Literasi : Jebakan Ingatan Kolektif Oleh Ustadz Azwar Abidin, M.Pd.

Kamis, 29 Juli 2021. Nina Ayunia Salbiyah.

Salah satu fenomena yang sering kita dapatkan terkait hal ini ialah false colective memory. Hal ini merupakan ingatan umum yang salah, tetapi nyata dan kita anggap benar. Mengapa ? karena kita menerima begitu saja karena narasi atau konsep yang kita ketahui itu sering diulang atau diutarakan secara berulang.

Salah satu kisah yang sangat populer yakni kisah Nabi Ibrahim a.s tentang penyembelihan Nabi Ismail a.s.

Dikatakan bahwa Nabi Ibrahim a.s mendapatkan perintah oleh Allah Swt untuk menyembelih anaknya yang diketahui bahwa anak tersebut adalah Nabi Ismail a.s sebagaimana yang dijelaskan dalam Q.S As-Saffat:102 yang artinya : “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.

Diayat sebelumnya (ayat 100) ketikan Nabi Ibrahim berdoa/bermunajat kepada Allah agar diberikan keturunan yang shaleh. Hal ini memiliki dampak yang sangat signifikan karena tentu hanya narasi siapa yang dipermainkan oleh Nabi Ibrahim a.s pada peristiwa tersebut tetapi kita juga perlu tahu dimana lokasi penyembelihan tersebut, kapan turun waktunya ? Hal ini merupakan sesuatu yang tidak pernah kita tanyakan pada diri kita karena kita menerima kisah dari penyembelihan itu, mungkin sebagian dari kita menganggap sebagai kebenaran yang sudah umum karena khatib yang menjelaskan.

Dalam Al-Qur’an tidak menyebutkan secara rinci dimana peristiwa tersebut terjadi tetapi jika kita kaitkan dengan siapa yang terlibat Nabi Ibrahim a.s kemungkinan besar ridak terjadi di kota Makkah sebagaimana dijelaskan dalam Q.S Al-Baqarah: 124. yang artinya:

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu dia melaksanakannya dengan sempurna. Dia (Allah) berfirman, “Sesungguhnya Aku menjadikan engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.” Dia (Ibrahim) berkata, “Dan (juga) dari anak cucuku?” Allah berfirman, “(Benar, tetapi) janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zhalim.”

Dalam tradisi Judero-Christiani, Kristen dalam kisah Israilab dalam kitab perjanjian di ayat 21 dan 24 diceritakan juga hal yang sama persis.

kesimpulannya bahwa kedua jika kita mempercayai bahwa anak yang disembelih oleh Nabi Ibrahim a.s adalah Nabi Ishaq a.s atau peristiwanya bukan di kota Makkah. Jika yang disembelih adalah Nabi Ismail a.s maka peristiwanya terjadi di Makkah karena mengikut peristiwa dimana pada saat itu Nabi Ibrahim a.s sudah menempatkan istrinya Syaidah Hajar dan anak beliau ditanah yang tandus atau dikenal dengan kota Makkah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *